juwita

Juwita Bercumbu Nyaris Celaka

Kini saksi kita bukan lagi nyamuk yang nakal, Bukan pula si kecoak yang liar.
Hai juwita ingatkah kau pada peristiwa dulu, Ketika bercumbu nyaris celaka.
Mulanya kita hanya saling genggam tangan saja, Selanjutnya saling meremas jari.
Namun ketika kukecup dan matamu terpejam, Membuat kita hampir lupa diri.
Dulu kita ucap astagfirullahal’adzim, Sebab kita tahu bahwa hal itu terlarang.
Kini kita ucap alhamdulillaahirabbil’alamiin, sebab hal yang terlarang kini sudah tidak lagi terlarang.
Hingga berlangsung keriangan sebulan yang lalu. Kita bersanding dikursi pengantin.
Bahagia rasaku dan rasamu tak terhingga, Jadi suami istri tanpa cela.
Sepatutnya kita sampaikan kata terima kasih, Pada Allah yang selamatkan kita.
Dari bujuk dan rayu syetan yang senantiasa, Senang melihat manusia celaka.
Dulu kita ucap astagfirullahal’adzim, Sebab kita tahu bahwa hal itu terlarang.
Kini kita ucap
alhamdulillaahirabbil’alamiin, Sebab hal yang terlarang kini tidak lagi terlarang.

Tinggalkan komentar